IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA DALAM PENCARIAN RUTE TERPENDEK TEMPAT WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC

 

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA DALAM PENCARIAN RUTE TERPENDEK TEMPAT WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC

Stepanus Ardyan, Mulyono, Amin Suyitno

 

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50299

Info Artikel                               Abstrak

 

             


Sejarah Artikel:

Diterima Agustus 2016

Disetujui Juli 2017

Dipublikasikan November 2017


Algoritma Dijkstra dapat digunakan untuk mencari rute terpendek dari sebuah titik yang ditentukan ke semua titik dalam graf. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki banyak tempat wisata yang tersebar. Tempat wisata yang tersebar tersebut menyebabkan para wisatawan sulit menentukan rute yang harus dilalui agar dapat menikmati beberapa tempat wisata yang berbeda. Setiap orang yang melakukan perjalanan


                                                      pasti memilih rute terpendek untuk dapat mencapai tujuan karena dapat menghemat waktu,


Keywords:

Rute Terpendek; Algoritma Dijkstra; Visual Basic


tenaga dan biaya bahan bakar. Ketika berwisata dengan jadwal yang tidak diatur menyebabkan pengeluaran anggaran berwisata membesar dan waktu berlibur menjadi padat. Dari permasalahan tersebut maka penulis menganalisis rute terpendek tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul dengan algoritma Dijkstra dan membuat simulasi pencarian rute


                                                      terpendek pada graf tak berarah dan berbobot dengan bahasa pemrograman Visual Basic

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu wisatawan yang berwisata ke Kabupaten Gunungkidul.

 

Abstract


Dijkstra algorithm can be used to find the shortest route from a node to another node in a graph. Gunungkidul Regency is one of districts that has many tourist spots are scattered. The tourist spot which scattered make the tourist have difficulty to specify the route to be followed in order to be able to enjoy several tourist spots. Everyone who travels certainly choose the shortest route to reach the goal because it can save time, costs, energy, and fuel. When we was travelling with the schedule that is not regulated lead the budget increased and holiday become crowded.Of these problems, the author analyzed the shortest route tourist spots in Gunungkidul regency with Dijkstra’s algorithm and simulated the shortest route search in undirected and weighted graph with Visual Basic programming language so as to save tourist costs and time who traveled to the Gunungkidul regency.

 


How to Cite

 

Ardyan, S., Mulyono & Suyitno, A. (2017). Implementasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Kabupaten Gunungkidul dengan Program Visual Basic. Unnes Journal of Mathematics, 6(2): 108-116.

 

 


 

 

*Alamat korespondensi:

E-mail: ardyanchandra@gmail.com


© 2017 Universitas Negeri Semarang

p- ISSN 2252-6943

e- ISSN 2460-5859


 


PENDAHULUAN

 

Algoritma dapat didefinisikan sebagai urutan langkah-langkah logis dan sistematis dalam mencari suatu solusi dari suatu permasalahan yang ada. Langkah-langkah dalam memecahkan masalah bisa dilakukan dalam berbagai cara dengan karakteristik yang berbeda- beda dari masing-masing langkah. Tiap-tiap algoritma tersebut memiliki cara kerja yang berbeda-beda dalam menentukan solusi yang paling optimal. Untuk mencari panjang rute terpendek dari sebuah titik s ke sebuah titik t di graf bobot G, dengan bobot setiap sisi G adalah bilangan positif, digunakan algoritma Dijkstra.

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah geografis berupa daerah pegunungan dan berbatasan langsung dengan laut selatan. Kondisi tersebut membuat Gunungkidul dianugerahi oleh beragam objek wisata alam yang tersebar di hampir semua kecamatan di Gunungkidul.

Objek Wisata yang berlimpah tersebut membuat Gunungkidul menjadi tujuan wisata.Hal ini didukung dengan pembangunan akses jalan menuju objek wisata yang ada. Wisatawan yang datang bukan hanya dari Yogyakarta, namun juga dari lintas propinsi seperti dari Jakarta, Semarang, dan banyak kota lainnya. Apalagi ketika libur panjang tiba, hampir semua objek wisata penuh oleh wisatawan.

Istilah Riset Operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa awal perang 1939, pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai disiplin dan megkoordinasikan mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya melakukan penelitian (research) pada operasi-operasi (operations) militer. Hasilnya sangat memuaskan, kesuksesan proyek manajemen radar ini menyebabkan pemimpin militer lebih mengandalkan riset operasi dalam membuat suatu keputusan operasional yang penting (Hilier and Lieberman, 1990: 4).

Riset operasi merupakan pengambilan keputusan dengan memanfaatkan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin yang bertujuan untuk menentukan penggunaan terbaik sumber daya yang terbatas. Model riset operasi berkaitan dengan data deterministik biasanya jauh lebih sederhana dari pada yang


 

melibatkan data probabilistik (Taha, 1997: 4). Riset Operasi, dalam arti luas dapat diartikan sebagai penerapan metode- metode, teknik-teknik dan alat-alat terhadap masalah-masalah yang menyangkut operasi-operasi dari sistem-sistem, sedemikian rupa sehingga memberikan penyelesaian optimal (Mulyono, 2004 : 4).

Optimasi adalah salah satu disiplin ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang, maupun pencarian nilai lainya dalam berbagai kasus. Optimasi sangat berguna di hampir segala bidang terutama bidang induatri dalam rangka melakukan usaha secara efektif dan efisien untuk mencapai target hasil yang ingin dicapai. Tentunya hal ini akan sangat sesuai dengan prinsip ekonomi yang berorientasikan untuk senantiasa menekan pengeluaran untuk menghasilkan outputan yang maksimal. Optimasi ini juga penting karena persaingan saat ini sudah benar benar sangat ketat (Pradana, 2009).

Pencarian rute terpendek merupakan suatu masalah yang paling banyak dibahas dan dipelajari sejak akhir tahun 1950. Pencarian rute terpendek ini telah diterapkan di berbagai bidang untuk mengoptimasi kinerja suatu sistem, baik untuk meminimalkan biaya atau mempercepat jalannya suatu proses. Salah satu aplikasi pencarian rute terpendek yang paling menarik untuk dibahas adalah pada masalah transportasi (Sulindawati, 2015: 1).Oleh karena itu, diperlukan adanya program pendukung dalam melakukan pencarian rute terpendek pada graf untuk mempercepat pencarian. Program yang dirancang adalah berupa simulasi pencarian rute terpendek menuju objek wisata yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul. Simulasi tersebut bertujuan untuk memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin mengunjungi suatu objek wisata. Simulasi pencarian rute terpendek ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.

Microsoft Visual Studio .net merupakan salah satu software buatan Microsoft Corp. yang didesain khusus dalam pembuatan program- program profesional berbasis windows platform. Microsoft Visual Studio.net merupakan perangkat lunak yang terintegrasi, didalamnya terdapat beberapa paket software yang dapat digunakan oleh programmer dalam membangun sebuah program profesional salah satunya adalah Visual Basic (Rahadian, 2011: 1).

Pemrograman Visual Basic adalah suatu pemrograman visual, di mana pembuatan program dilakukan menggunakan media visual


 


yang salah satunya disebut dengan user-interface

(Setyadi, 2011: 10).

Pemrograman visual merupakan dimensi baru dalam pembuatan aplikasi karena dapat langsung menggambarkan objek-objek ke layar sebelum dieksekusi. Dalam lingkungan pengembangan visual, sekarang objek yang dibuat hasilnya langsung tampil di layar. Objek yang dibuat akan sama hasilnya pada saat program dijalankan. Dengan demikian tidak perlu lagi melakukan pengubahan kode program secara manual. Setelah semua objek diletakkan dalam suatu form, maka semua atribut objek tersebut akan disimpan dalam suatu kode program yang dapat langsung dijalankan (Suparno, 2011).

Salah satu keunggulan Visual Basic adalah dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam sistem operasi Windows, memungkinkan pengguna untuk memanggil dan mengunakan semua model data yang ada di dalam sistem operasi Windows (Ricky, dkk, 2013: 141).

Permasalahan dalam penelitian ini adalah

(1) Bagaimana penerapan algoritma Dijkstra dalam mencari rute terpendek pada pencarian objek wisata di Kabupaten Gunungkidul? (2) Bagaimana membangun simulasi algoritma Dijkstra dalam mencari rute terpendek pada tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic?.

 

METODE PENELITIAN

 

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari Google Maps yaitu data jarak antar objek wisata di Kabupaten Gunungkidul dengan batasan jalan yang dilalui adalah jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat secara berdampingan.

Jika riset operasi akan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, maka harus dilakukan lima langkah sebagai berikut.

1.         Memformulasikan persoalan.

2.        Mengobservasi sistem.

3.        Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi.

4.        Mengevaluasi model dan menggunakannya untuk prediksi.

5.        Mengimplementasikan hasil studi (Dimyati, 1999: 4).

Langkah-langkah untuk mencari rute terpendek dan membangun simulasi dari Visual Basic dapat dilakukan secara bertahap sebagai berikut.

1.         Pengambilan data.

2.        Menghitung      rute      terpendek     dengan algoritma Dijkstra.

3.        Merancang simulasi.


4.        Membuat simulasi dengan bahasa pemrograman Visual Basic.

5.        Program simulasi yang sudah dirancang kemudian diimplementasikan terhadap data yang diperoleh.

6.        Mengevaluasi simulasi.

7.        Kesimpulan.

 

Langkah-langkah algoritma Dijkstra adalah sebagai berikut.

Input : Graf bobot G dengan s,t V(G).

Step 1 : Label titik s dengan (s) = 0 dan untuk setiap titik v di G selain s,

label titik v dengan (v) = ∞. (dalam praktik diganti dengan bilangan yang sangat besar). Tulis T = T = V (G).

Step 2 : Misalkan u T dengan (u) minimum.

Step 3 :Jika u t, berhenti, berarti panjang lintasan terpendek dari s ke t adalah (t)

Step 4 : Untuk setiap sisi  e  = uv,  v ∈  T;  ganti label v dengan (v) = minimum { (v), (u) + w(e)}.

Step 5 : Tulis T = T – {u}, dan kembali ke  step 2. (Budayasa, 2007).

Prinsip kerja Algoritma Dijkstra menggunakan prinsip greedy, dimana pada setiap langkah dipilih sisi dengan bobot minimum yang menghubungkan sebuah simpul yang sudah terpilih dengan simpul lain yang belum terpilih (Diana, 2011 : 28).

Algoritma Dijkstra juga dapat digunakan untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah titik yang ditentukan ke semua titik dalam gambar pada saat yang bersamaan, oleh sebab itu masalah tersebut seringkali disebut dengan single-source shortest paths problem (Kartika & Jeffrey, 2002: 69). Algoritma                           Dijkstra        membutuhkan parameter tempat asal, dan tempat tujuan. Hasil akhir dari algoritma ini adalah jarak terpendek dari tempat asal ke tempat tujuan beserta rutenya

(Dewi, 2010: 47).

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

 

Dalam penelitian ini, tempat wisata diasumsikan sebagai titik (node), dan jarak antar tempat wisata diasumsikan sebagai sisi (edge) yang memiliki bobot. Hasil penelitian yang telah diperoleh berupa nama tempat wisata dapat dilihat pada Tabel 1.


 

 

x15 : v2-v14

10174

Tabel 1. Daftar nama tempat wisata

x16 : v14-v9

1234

 

x17 : v14-v27

9427

Nama Tempat Wisata

vi

x18 : v2-v27

7138

Pantai Sadeng

v1

x19 : v27-v24

20714

Pantai Baron

v2

x20 : v27-v25

25241

Pantai Kukup

v3

x21 : v9-v25

25865

Pantai Sepanjang

v4

x22 : v25-v23

818

Pantai Krakal

v5

x23 : v25-v20

19264

Pantai Sundak

v6

x24 : v25-v26

22877

Pantai Siung

v7

x25 : v25-v24

24329

Pantai Jungwok

v8

x26: v24-v26

14073

Pantai Ngobaran

v9

x27 : v24-v19

16561

Pantai Timang

v10

x28 : v24-v6

23114

Pantai Pulang Sawal

v11

x29 : v20-v26

17385

Pantai Pok Tunggal

v12

x30 : v20-v22

5676

Pantai Wediombo

v13

x31 : v20-v18

19596

Pantai Ngrenehan

v14

x32 : v18-v26

15523

Pantai Drini

v15

x33 : v18-v19

16804

Pantai Greweng

v16

x34 : v18-v21

5677

Pantai Watu Lumbung

v17

x35 : v21-v19

13233

Desa Wisata Wonosadi

v18

x36 : v21-v26

17397

Desa Wisata Umbulrejo

v19

x37 : v19-v26

15578

Desa Wisata Bobung

v20

x38 : v1-v19

39855

Desa Wisata Garotan Gunung Nglanggeran Air Terjun Srigethuk Kalisuci

Goa Rancang Kencono Goa Pindul

Gua Maria Tritis

v21 v22 v23 v24 v25 v26

v27

x39 : v13-v19

40479

 

Hasil penelitian berupa jarak antar tempat wisata dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan graf yang terbentuk dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

 

 

 

 

Sisi

Jarak (m)

x1 : v1-v13

19511

x2 : v13-v16

1410

x3 : v8-v16

510

x4 : v13-v17

3181

x5 : v17-v7

3521

x6 : v7-v10

7163

x7 : v10-v12

14847

x8 : v12-v11

4786

x9 : v11-v6

683

x10 : v6-v5

1914

x11 : v5-v15

4351

x12 : v15-v4

2390

x13 : v4-v3

3358

x14 : v3-v2

1190

 

 

Tabel 2. Data Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

a


 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

X23


V22


 

V20

 

X30


 

 

 

 

 

 

 

 

X29


 

 

X31


 

 

 

 

 

 

 

X32


V18


 

 

 

 

 

X34

 

 

V21


 

 

 

 

X33 X35


 

 

 

 

 

 

 

 

 

V19


X36         X37

 


V23


 

 

X22


 

X24


V26

X26                               X27


 

5

 

V2

 

 

X20


 

X25


 

 

 

 

X19


 

V24


 

 

X21


V27


 

 

 

X28


 

X39


X38


 


X17


X18


 


V14

 

 

X16

 

V9


 

X15

 

 

 

V2


 

V3 X14


 

 

 

V12

 

X13

 

 

V4


 

X11

 

 

V15         V5

 

X

 

12


X10


6 X9

X

 

V

 

8

V11


 

 

 

X7

 

 

V10


 

 

 

 

X4

V13

 

X6

 

X5

V17                                        X1

X2                                            V1

V

 

7


V16

 

V8

 

Gambar 1. Graf jaringan tempat wisata  Kabupaten Gunungkidul                  X3

 

Pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra dapat digambarkan menggunakan flowchart. Flowchart yang dibuat bertujuan untuk mempermudah pembuatan source code program simulasi algoritma Dijkstra dalam menangani masalah rute terpendek pada graf yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Flowchart juga akan membuat logika berfikir pembuatan source code program simulasi ini tersusun dengan baik berdasarkan urutan (step) yang sesuai dengan algoritma Dijkstra yang dipakai. Flowchart algoritma Dijkstra dapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan algoritma Dijkstra, maka untuk menentukan rute terpendek dari v1 (Pantai Sadeng) ke tempat wisata lainnya di Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan algoritma Dijkstra dapat dilihat pada Tabel 3.

 

Gambar 2. Flowchart algoritma Dijkstra


 

Titik (Vi)

V16

V17

V18

V19

V20

h(Vi)

20921

22692

56659

39855

72818

T

-

-

-

-

-

 

 

Titik

(Vi)

 

V1

 

V2

 

V3

 

V4

 

V5

 

V6

 

V7

 

V8

 

V9

h(Vi)

0

T

V1

V2

V3

V4

V5

V6

V7

V8

V9

 

 

Titik (Vi)

V21

V22

V23

V24

V25

h(Vi)

53088

78494

79128

56416

78310

T

-

-

-

-

-

 

 

Tabel 3. Himpunan titik yang belum dilabel permanen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

Titik

(Vi)

 

V26

 

V27

h(Vi)

T

V26

V27

 

(v13) = min { ∞,0 + 19511} = min {∞ , 19511} = 19511.

(v19) = min { ∞,0 + 39855} = min {∞ , 39855} = 39855.

 

Selanjutnya diiterasikan sampai titik terakhir yaitu tempat wisata terjauh dari Pantai Sadeng (v1), sehingga diperoleh hasil iterasi ke-27 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Himpunan semua titik yang dilabel permanen


Titik

(Vi)

 

V10

 

V11

 

V12

 

V13

 

V14

 

V15

 

V16

 

V17

h(Vi)

T

V10

V11

V12

V13

V14

V15

V16

V17

 

 

Titik (Vi)

V26

V27

h(Vi)

55433

74033

T

-

-

 

 

Dari tabel 4dapat dilihat bahwa setiap titik di G sudah dilabel permanen. Tempat wisata terjauh dari Pantai Sadeng (v1) adalah Air Terjun Srigethuk (v23). Karena label permanen dari v23 adalah (v1, v23) = 79128, jarak rute terpendek dari v1 ke v23 di graf bobot G adalah 79128 meter. Untuk menentukan rute terpendek dari Pantai Sadeng (v1) ke Air Terjun Srigethuk (v23) dengan melalui beberapa tempat wisata lain di Kabupaten Gunungkidul dapat dilakukan dengan metode telusur balik, yaitu dari (v23) ke (v1).

Titik

(Vi)

 

V18

 

V19

 

V20

 

V21

 

V22

 

V23

 

V24

 

V25

h(Vi)

T

V18

V19

V20

V21

V22

V23

V24

V25

 

 

(v1, v23) = 79128 = 78310 + 818 = (v1, v25) + W

(v25 v23)

(v1, v25) = 78310 = 55433 + 22877 = (v1, v26) +

W (v26 v25)

(v1, v26) = 55433 = 39855 + 15578 = (v1, v19)

+ W (v19 v26)

(v1, v19) = 39855 = 0 + 39855 = (v1) + W (v1

v19)

Jadi,

(v1, v23) = W (v1 v19) + W (v19 v26) + W (v26 v25)

+ W (v25 v23)

Titik (Vi)

V1

V2

V3

V4

V5

h(Vi)

0

66895

65705

62347

55606

T

-

-

-

-

-

 

 

Titik (Vi)

V6

V7

V8

V9

V10

h(Vi)

53692

26213

21431

78303

33376

T

-

-

-

-

-

 

 

Sehingga diperoleh sebuah rute terpendek dari Pantai Sadeng (v1) ke tempat wisata terjauh yaitu Air Terjun Srigethuk (v23) di graf bobot G denganrute v1, v19, v26, v25, v23 dan jarak 79128 meter. Jadi dari Pantai Sadeng menuju Air Terjun Srigethuk dapat melalui beberapa tempat wisata lain diantaranya Desa Wisata Umbulrejo (v19), Goa Pindul (v26), Goa Rancang Kencono (v26).

Titik (Vi)

V11

V12

V13

V14

V15

h(Vi)

53009

48223

19511

77069

59957

T

-

-

-

-

-

 

 

Dengan merubah titik awal dengan titik yang berbeda dan melakukan algoritma Dijkstra pada titik-titik yang lain, didapat rute terpendek tiap tiap objek wisata.

 

Program Simulasi

Desain tampilan dibuat untuk memudahkan               programmer           dalam menterjemahkan ke dalam bentuk bahasa pemrograman. Desain tampilan juga digunakan sebagai bahan acuan ketika membuat tampilan program simulasi algoritma Dijkstra dalam


 


menangani masalah pencarian rute terpendek pada graf terstruktur dengan baik. Desain tampilan program dapat dilihat pada Gambar 3.


Gambar 3. Desain tampilan simulasi.


setiap titik pada work area. Selanjutnya adalah memberi nama titik tersebut dan memberi bobot pada rute antara titik yang satu dengan yang lainnya.

Data graf yang telah diinput pada form graf selanjutnya diproses untuk mendapatkan matriks jarak dari graf tersebut. Bobot jarak diproses lebih lanjut dengan tool analisis Dijkstra. Tool analisis Dijkstra dilengkapi source code yang menjadikan tool ini dapat menentukan rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra. Source code dari algoritma dijkstra dapat dilihat pada Gambar 5.


 

 

 

Gambar 4. Simulasi pencarian rute terpendek

 

 

 

 

 

 

 

Private Sub cmdAnalisisDijkstra_Click() prepareFSP

awl = getIndexOfTabName(Awal)

 

Proses input graf dilakukan dengan cara menggambar titik dan rute yang menghubungkan


ahr = getIndexOfTabName(Akhir) If (awl = -1) Or (ahr = -1) Then

MsgBox "Ada yang salah silahkan cek kembali"

Exit Sub End If flxS.Row = 1

flxDist.Row = 1

flxLintasan.Row = 1 Dim MAX As Integer MAX = flxgraf.Cols Dim alur As Integer Dim jrk As Integer Dim i As Integer Dim min As Integer

Dim pencarian As Boolean pencarian = True

alur = awl jrk = 0

flxS.TextMatrix(1, alur) = "True" flxS.Row = 1

flxS.Col = alur flxS.CellForeColor = vbRed flxS.CellFontBold = True

flxDist.TextMatrix(1, alur) = 0 Do While pencarian

If (min = INF) Then pencarian = False

End If

flxS.TextMatrix(1, alur) = "True" flxS.Row = 1

flxS.Col = alur flxS.CellForeColor = vbRed flxS.CellFontBold = True

For i = 1 To MAX - 1

 

If ((myVl(flxgraf.TextMatrix(alur, i)) <> 0)And_

(myVl(flxDist.TextMatrix(1, i)) > myVl(flxgraf.TextMatrix(alur, i)) + jrk))

Then

flxDist.TextMatrix(1, i) = myVl(flxgraf.TextMatrix(alur, i) + jrk)

flxLintasan.TextMatrix(1, i) =

alur End If

Next i min = INF

For i = 1 To MAX - 1

If ((myVl(flxDist.TextMatrix(1, i)) < min) And

(flxS.TextMatrix(1, i) = "False"))

Then

min = myVl(flxDist.TextMatrix(1,

i))

alur = i

jrk = myVl(flxDist.TextMatrix(1,

i))

End If Next i

Loop iRES_SIZE = 0

makeAllLines_Black lblhasil.Caption = "Lintasan:" alur = ahr

Do While alur <> awl

If (flxLintasan.TextMatrix(1, alur) = "0")Then

lblhasil.Caption = "Tidak Ada Lintasan " &

flxgraf.TextMatrix(0, awl) & "

ke " &

 

 


Text Box: flxgraf.TextMatrix(0, ahr) & "!"
lbljarak.Caption = "" Exit Sub
End If lblhasil.Caption =
lblhasil.Caption &
flxgraf.TextMatrix(0, alur) addTO_RESULT (alur) lblhasil.Caption =
lblhasil.Caption & " <- "
alur = myVl(flxLintasan.TextMatrix(1, alur))
Loop
lblhasil.Caption = lblhasil.Caption & flxgraf.TextMatrix(0, awl) addTO_RESULT (awl)
lbljarak.Caption = flxDist.TextMatrix(1, ahr)
markLINES End Sub

 

Gambar 5. Source code algoritma Dijkstra

 

PENUTUP

Algoritma Dijkstra dapat digunakan dalam pencarian rute terpendek tempat wisata di Kabupaten  Gunungkidul,  dengan  (vi,vj)  adalah

jarak   terpendek   dari   vi   ke   vj.   Contoh,  Rute

terpendek dari Pantai Sadeng (v1) menuju titik terjauh dari Pantai Sadeng, yaitu Air Terjun Srigethuk (v23) adalah sebagai berikut.

(v1, v23) = 79128 = 78310 + 818 = (v1, v25) + W (v25 v23)

(v1, v25) = 78310 = 55433 + 22877 = (v1,

v26) + W (v26 v25)

(v1, v26) = 55433 = 39855 + 15578 = (v1,

v19) + W (v19 v26)

(v1, v19) = 39855 = 0 + 39855 = (v1) + W

(v1 v19)

Diperoleh,

(v1, v23) = W (v1 v19) + W (v19 v26) + W

(v26 v25) + W (v25 v23)

1

 

Jadi, jarak rute terpendek dari titik V (Pantai Sadeng) ke titik V23 (Air Terjun Srigethuk) adalah 79128                 meter.Dengan                    sebuah                 rute terpendeknya adalah melalui titik-titik v1 (Pantai Sadeng), v19 (Desa Wisata Umbulrejo), v26 (Goa Pindul), v25 (Goa Rancang Kencono), v23 (Air Terjun Srigethuk).

Simulasi algoritma Dijkstra untuk menangani masalah pencarian rute terpendek tempat  wisata  di  Kabupaten  Gunungkidul yang

dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic telah selesai dirancang dan direalisasikan.Simulasitersebut                                                                        mampu

menemukan rute terpendek dan jarak minimum dari titik awal ke titik tujuan pada graf yang direpresentasikan ke dalam program simulasi.

Metode dalam mencari rute terpendek pada simulasi ini baru menggunakan satu


 


algoritma, selanjutnya dapat ditambah algoritma lain untuk mengetahui perbedaan jarak dan rute yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma. Visual Basic memiliki batasan integer 32767, karena itu simulasi ini juga memiliki batasan integer 32767 sehingga diperlukan adanya program yang diharapkan mampu melebihi batasan integer tersebut.Simulasi yang dibangunmasih berbentuk manual dan dijalankan secara offline,sehingga diperlukan adanya penelitian lain yang diharapkan mampu membangun simulasi secara online.

 

DAFTAR PUSTAKA

Budayasa, I K. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya.

Surabaya: Unesa University Press.

Dewi, L.J.E. 2010. Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Bali dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra.Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (ISSN: 1907-5022).

Diana,     O.P.      dkk.    2011.     Pencarian    Rute Terpendek                               Menggunakan      Algoritma Dijkstra dan Astar (A*) pada SIG Berbasis Web untuk Pemetaan Pariwisata Kota Sawahlunto.TRANSMISI, Vol. 13, No. 1(ISSN:                 1411-0814).          Tersedia            di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/tr ansmisi.

Dimyati, T.T. & Dimyati, A. 1999. Operations Research Model-Model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hillier S.F dan Lieberman J.G. 1990. Pengantar Riset Operasi.Jakarta: Erlangga.

Kartika, G.Y & Jeffrey, T. 2002.Perencanaan Rute Perjalanan di Jawa Timur dengan Dukungan GIS Menggunakan Metode Dijkstra’s.Jurnal Informatika, Vol. 3, No. 2,

Nopember 2002, 68-73.

Mulyono, S. 2004. Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Pradana, B. 2006. Studi dan Implementasi Persoalan Lintasan Terpendek Suatu Graf dengan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman- ford. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Rahadian, F. 2011. Sistem Pengelolaan Database Siswa Menggunakan Pemrograman Visual Studio.net.Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/2011.

Ricky, D.A. dkk .2013. Pembuatan Aplikasi Prakiraan Cuaca Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic.Jurnal MIPA UNSRAT Online 2 (2) 128-132. Tersedia di http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j muo.

Setyadi, A.H. 2011. Dasar Pemrograman Visual Basic.Portal Edukasi Indonesia Open