IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA DALAM PENCARIAN RUTE TERPENDEK TEMPAT WISATA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC
IMPLEMENTASI
ALGORITMA DIJKSTRA DALAM PENCARIAN RUTE TERPENDEK TEMPAT WISATA DI KABUPATEN
GUNUNGKIDUL DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC
Stepanus
Ardyan, Mulyono, Amin Suyitno
Jurusan
Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt.1,
Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50299
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel:
Diterima Agustus 2016
Disetujui Juli 2017
Dipublikasikan November 2017
Algoritma Dijkstra dapat digunakan untuk mencari rute
terpendek dari sebuah titik yang
ditentukan ke semua titik dalam graf. Kabupaten Gunungkidul merupakan salah
satu Kabupaten yang memiliki
banyak tempat wisata
yang tersebar. Tempat
wisata yang tersebar tersebut menyebabkan para wisatawan
sulit menentukan rute yang harus dilalui agar dapat
menikmati beberapa tempat
wisata yang berbeda.
Setiap orang yang melakukan perjalanan
pasti memilih rute terpendek untuk dapat mencapai
tujuan karena dapat
menghemat waktu,
Keywords:
Rute Terpendek; Algoritma Dijkstra; Visual Basic
tenaga dan biaya bahan bakar. Ketika berwisata dengan jadwal
yang tidak diatur menyebabkan pengeluaran
anggaran berwisata membesar dan waktu berlibur menjadi padat. Dari
permasalahan tersebut maka penulis menganalisis rute terpendek tempat wisata di
Kabupaten Gunungkidul dengan
algoritma Dijkstra dan membuat simulasi
pencarian rute
terpendek pada graf tak berarah dan berbobot dengan bahasa pemrograman Visual Basic
sehingga
dapat menghemat biaya dan waktu wisatawan yang berwisata ke Kabupaten
Gunungkidul.
Abstract
Dijkstra algorithm can be used to find the
shortest route from a node to another node in a graph. Gunungkidul Regency
is one of districts that
has many tourist
spots are scattered. The tourist spot
which scattered make the tourist have difficulty to specify the route to be followed
in order to be able to enjoy several tourist
spots. Everyone who travels certainly choose the shortest
route to reach the goal because it can
save time, costs, energy, and fuel. When we was travelling with the schedule
that is not regulated lead the budget increased and holiday
become crowded.Of these problems, the author analyzed the shortest route tourist
spots in Gunungkidul regency with Dijkstra’s algorithm and simulated the shortest route search in undirected and weighted graph with Visual
Basic programming language
so as to save tourist costs and time who traveled to the Gunungkidul regency.
How to Cite
Ardyan, S., Mulyono & Suyitno, A. (2017). Implementasi
Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Kabupaten
Gunungkidul dengan Program Visual Basic. Unnes Journal of Mathematics,
6(2): 108-116.
*Alamat korespondensi:
E-mail: ardyanchandra@gmail.com
© 2017 Universitas Negeri Semarang
p- ISSN 2252-6943
e- ISSN 2460-5859
PENDAHULUAN
Algoritma dapat didefinisikan sebagai
urutan langkah-langkah logis dan sistematis dalam mencari suatu solusi dari
suatu permasalahan yang ada. Langkah-langkah dalam memecahkan masalah bisa
dilakukan dalam berbagai cara dengan karakteristik yang berbeda- beda dari masing-masing langkah. Tiap-tiap algoritma
tersebut memiliki cara kerja yang berbeda-beda dalam menentukan solusi yang
paling optimal. Untuk mencari panjang rute terpendek dari sebuah titik s ke sebuah titik t di graf bobot G,
dengan bobot setiap sisi G adalah bilangan positif, digunakan algoritma Dijkstra.
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu
kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari.
Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah geografis berupa daerah pegunungan dan
berbatasan langsung dengan
laut selatan. Kondisi tersebut membuat Gunungkidul dianugerahi oleh beragam objek wisata alam yang tersebar di hampir semua
kecamatan di Gunungkidul.
Objek Wisata yang berlimpah tersebut
membuat Gunungkidul menjadi tujuan wisata.Hal ini didukung dengan pembangunan
akses jalan menuju objek wisata yang ada. Wisatawan yang datang bukan hanya
dari Yogyakarta, namun juga dari lintas propinsi seperti dari Jakarta, Semarang,
dan banyak kota lainnya. Apalagi ketika
libur panjang tiba, hampir
semua objek wisata penuh oleh wisatawan.
Istilah Riset Operasi pertama kali
digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil,
Bowdsey, Inggris. Pada masa awal perang 1939, pemimpin militer Inggris memanggil
sekelompok ahli-ahli sipil dari
berbagai disiplin dan megkoordinasikan mereka ke dalam suatu kelompok yang
diserahi tugas mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru
ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi
serangan udara. Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya
melakukan penelitian (research) pada
operasi-operasi (operations) militer.
Hasilnya sangat memuaskan, kesuksesan proyek manajemen radar ini menyebabkan
pemimpin militer lebih mengandalkan riset operasi dalam membuat suatu keputusan
operasional yang penting (Hilier and Lieberman, 1990: 4).
Riset operasi merupakan pengambilan
keputusan dengan memanfaatkan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar
disiplin yang bertujuan untuk menentukan penggunaan terbaik sumber daya yang
terbatas. Model riset operasi berkaitan dengan data deterministik biasanya jauh
lebih sederhana dari pada yang
melibatkan data probabilistik (Taha, 1997: 4). Riset
Operasi, dalam arti luas dapat diartikan sebagai penerapan metode- metode,
teknik-teknik dan alat-alat terhadap masalah-masalah yang menyangkut
operasi-operasi dari sistem-sistem, sedemikian rupa sehingga memberikan
penyelesaian optimal (Mulyono, 2004 : 4).
Optimasi adalah salah satu disiplin ilmu
dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum
secara sistematis dari suatu fungsi, peluang, maupun pencarian nilai lainya
dalam berbagai kasus. Optimasi sangat berguna di hampir segala bidang terutama
bidang induatri dalam rangka melakukan usaha secara efektif dan efisien untuk
mencapai target hasil yang ingin dicapai. Tentunya hal ini akan sangat sesuai
dengan prinsip ekonomi yang berorientasikan untuk senantiasa menekan
pengeluaran untuk menghasilkan outputan yang maksimal. Optimasi ini juga
penting karena persaingan saat ini sudah benar benar sangat ketat (Pradana,
2009).
Pencarian rute terpendek merupakan suatu
masalah yang paling banyak dibahas dan dipelajari sejak akhir tahun 1950.
Pencarian rute terpendek ini telah diterapkan di berbagai bidang untuk mengoptimasi kinerja suatu
sistem, baik untuk meminimalkan biaya atau mempercepat jalannya suatu proses.
Salah satu aplikasi pencarian rute terpendek yang paling menarik untuk dibahas
adalah pada masalah transportasi (Sulindawati, 2015: 1).Oleh karena itu,
diperlukan adanya program pendukung dalam melakukan pencarian rute terpendek
pada graf untuk mempercepat pencarian. Program yang dirancang adalah berupa
simulasi pencarian rute terpendek menuju objek wisata yang terdapat di
Kabupaten Gunungkidul. Simulasi tersebut bertujuan untuk memberi kemudahan bagi
wisatawan yang ingin mengunjungi suatu objek wisata. Simulasi pencarian rute
terpendek ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.
Microsoft Visual Studio .net merupakan
salah satu software buatan Microsoft Corp. yang didesain khusus dalam pembuatan
program- program profesional berbasis windows platform. Microsoft Visual Studio.net
merupakan perangkat lunak yang terintegrasi, didalamnya terdapat beberapa paket
software yang dapat digunakan oleh programmer dalam membangun sebuah program profesional salah satunya adalah Visual Basic (Rahadian, 2011: 1).
Pemrograman Visual Basic adalah suatu
pemrograman visual, di mana pembuatan program dilakukan menggunakan media
visual
yang salah satunya disebut
dengan user-interface
(Setyadi, 2011: 10).
Pemrograman visual merupakan dimensi
baru dalam pembuatan aplikasi karena dapat langsung menggambarkan objek-objek
ke layar sebelum dieksekusi. Dalam lingkungan pengembangan visual, sekarang
objek yang dibuat hasilnya langsung tampil di layar. Objek yang dibuat akan
sama hasilnya pada saat program dijalankan. Dengan demikian tidak perlu lagi
melakukan pengubahan kode program secara manual. Setelah semua objek diletakkan
dalam suatu form, maka semua atribut objek tersebut akan disimpan dalam suatu
kode program yang dapat langsung dijalankan (Suparno, 2011).
Salah satu keunggulan Visual Basic
adalah dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam sistem operasi Windows, memungkinkan pengguna untuk memanggil dan mengunakan semua model data
yang ada di dalam sistem operasi Windows (Ricky, dkk,
2013: 141).
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah
(1) Bagaimana penerapan algoritma Dijkstra dalam mencari
rute terpendek pada pencarian objek wisata di Kabupaten Gunungkidul? (2)
Bagaimana membangun simulasi algoritma Dijkstra dalam mencari rute terpendek
pada tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic?.
METODE
PENELITIAN
Pada penelitian ini data yang digunakan
adalah data sekunder yang didapat dari Google Maps yaitu data jarak antar objek
wisata di Kabupaten Gunungkidul dengan batasan jalan yang dilalui adalah jalan
yang dapat dilalui kendaraan roda empat secara berdampingan.
Jika riset operasi akan digunakan untuk
memecahkan suatu permasalahan, maka harus dilakukan lima langkah sebagai
berikut.
1.
Memformulasikan persoalan.
2.
Mengobservasi sistem.
3.
Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi.
4.
Mengevaluasi model dan menggunakannya untuk prediksi.
5.
Mengimplementasikan hasil studi (Dimyati, 1999: 4).
Langkah-langkah untuk mencari rute terpendek
dan membangun simulasi dari Visual Basic dapat dilakukan secara bertahap
sebagai berikut.
1.
Pengambilan data.
2.
Menghitung rute terpendek dengan algoritma Dijkstra.
3.
Merancang simulasi.
4.
Membuat simulasi dengan bahasa pemrograman Visual Basic.
5.
Program simulasi yang sudah dirancang kemudian
diimplementasikan terhadap data yang diperoleh.
6.
Mengevaluasi simulasi.
7.
Kesimpulan.
Langkah-langkah algoritma Dijkstra
adalah sebagai berikut.
Input : Graf bobot G dengan s,t ∈ V(G).
Step 1 : Label titik s dengan 位 (s) = 0
dan untuk setiap titik v di G selain s,
label titik v dengan 位 (v) = ∞. (dalam praktik diganti
dengan bilangan yang sangat besar). Tulis T = T = V (G).
Step 2 :
Misalkan u ∈ T
dengan 位(u) minimum.
Step 3 :Jika u ∈ t, berhenti,
berarti panjang lintasan terpendek dari s ke t adalah 位 (t)
Step 4 : Untuk setiap sisi e =
uv, v ∈
T; ganti
label v dengan 位 (v) = minimum { 位(v), 位(u) + w(e)}.
Step 5 : Tulis T = T – {u}, dan kembali
ke step 2. (Budayasa, 2007).
Prinsip kerja Algoritma Dijkstra
menggunakan prinsip greedy, dimana pada setiap langkah dipilih sisi dengan bobot
minimum yang menghubungkan sebuah simpul yang sudah terpilih dengan simpul lain
yang belum terpilih (Diana, 2011 : 28).
Algoritma
Dijkstra juga dapat digunakan untuk mencari lintasan terpendek
dari sebuah titik yang ditentukan ke semua titik dalam gambar pada saat yang bersamaan, oleh sebab itu masalah tersebut seringkali disebut dengan single-source shortest
paths problem (Kartika &
Jeffrey, 2002: 69). Algoritma Dijkstra membutuhkan parameter tempat asal, dan tempat tujuan. Hasil akhir dari algoritma ini adalah jarak terpendek dari tempat asal ke tempat
tujuan beserta rutenya
(Dewi, 2010: 47).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, tempat wisata
diasumsikan sebagai titik (node), dan jarak antar
tempat wisata diasumsikan sebagai sisi (edge) yang
memiliki bobot. Hasil penelitian yang telah diperoleh berupa nama tempat wisata
dapat dilihat pada Tabel 1.
|
x15 : v2-v14 |
10174 |
||
Tabel 1. Daftar nama tempat wisata |
x16 : v14-v9 |
1234 |
||
|
x17 : v14-v27 |
9427 |
||
Nama Tempat Wisata |
vi |
x18 : v2-v27 |
7138 |
|
Pantai Sadeng |
v1 |
x19 : v27-v24 |
20714 |
|
Pantai Baron |
v2 |
x20 : v27-v25 |
25241 |
|
Pantai Kukup |
v3 |
x21 : v9-v25 |
25865 |
|
Pantai Sepanjang |
v4 |
x22 : v25-v23 |
818 |
|
Pantai Krakal |
v5 |
x23 : v25-v20 |
19264 |
|
Pantai Sundak |
v6 |
x24 : v25-v26 |
22877 |
|
Pantai Siung |
v7 |
x25 : v25-v24 |
24329 |
|
Pantai Jungwok |
v8 |
x26: v24-v26 |
14073 |
|
Pantai Ngobaran |
v9 |
x27 : v24-v19 |
16561 |
|
Pantai Timang |
v10 |
x28 : v24-v6 |
23114 |
|
Pantai Pulang Sawal |
v11 |
x29 : v20-v26 |
17385 |
|
Pantai Pok Tunggal |
v12 |
x30 : v20-v22 |
5676 |
|
Pantai Wediombo |
v13 |
x31 : v20-v18 |
19596 |
|
Pantai Ngrenehan |
v14 |
x32 : v18-v26 |
15523 |
|
Pantai Drini |
v15 |
x33 : v18-v19 |
16804 |
|
Pantai Greweng |
v16 |
x34 : v18-v21 |
5677 |
|
Pantai Watu Lumbung |
v17 |
x35 : v21-v19 |
13233 |
|
Desa Wisata Wonosadi |
v18 |
x36 : v21-v26 |
17397 |
|
Desa Wisata Umbulrejo |
v19 |
x37 : v19-v26 |
15578 |
|
Desa Wisata Bobung |
v20 |
x38 : v1-v19 |
39855 |
|
Desa Wisata Garotan Gunung Nglanggeran Air Terjun
Srigethuk Kalisuci Goa Rancang Kencono Goa Pindul Gua Maria Tritis |
v21
v22 v23 v24 v25 v26 v27 |
x39 : v13-v19 |
40479 |
|
Hasil penelitian berupa jarak antar tempat wisata dapat dilihat pada Tabel 2,
sedangkan graf yang terbentuk dari
hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
|
Tabel 2. Data Penelitian
a
X23
V22
|
X30
X29
X31
X32
V18
X34
V21
X33 X35
V19
X36 X37
V23
X22
X24
V26
X26 X27
|
V2
X20
X25
X19
V24
X21
V27
X28
X39
X38
X17
X18
V14
X16
V9
X15
V2
V3 X14
|
X13
V4
X11
|
|
12
X10
6 X9
|
|
8
V11
X7
V10
X4
|
|
X5
V17 X1
X2 V1
|
7
|
|
Gambar 1. Graf jaringan tempat wisata Kabupaten Gunungkidul X3
Pencarian rute terpendek menggunakan
algoritma Dijkstra dapat digambarkan menggunakan flowchart. Flowchart yang dibuat bertujuan untuk
mempermudah pembuatan source code program simulasi algoritma Dijkstra dalam menangani masalah rute
terpendek pada graf yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic
6.0. Flowchart juga akan
membuat logika berfikir pembuatan source code program
simulasi ini tersusun dengan baik berdasarkan urutan (step) yang sesuai dengan
algoritma Dijkstra yang dipakai. Flowchart algoritma
Dijkstra dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan algoritma Dijkstra, maka
untuk menentukan rute terpendek dari v1 (Pantai Sadeng) ke tempat wisata lainnya
di Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan algoritma Dijkstra dapat dilihat
pada Tabel 3.
Gambar 2. Flowchart algoritma Dijkstra
|
|
|
Tabel 3. Himpunan titik yang belum dilabel
permanen
Titik (Vi) |
V26 |
V27 |
h(Vi) |
∞ |
∞ |
T |
V26 |
V27 |
(v13) = min { ∞,0 + 19511}
= min {∞ , 19511}
= 19511.
(v19) = min { ∞,0 + 39855} = min {∞ , 39855} = 39855.
Selanjutnya diiterasikan sampai titik
terakhir yaitu tempat wisata terjauh dari Pantai Sadeng (v1), sehingga
diperoleh hasil iterasi
ke-27 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Himpunan semua titik yang dilabel permanen
|
|
Dari tabel 4dapat dilihat bahwa setiap titik di G sudah dilabel permanen. Tempat
wisata terjauh
dari Pantai Sadeng (v1) adalah Air Terjun Srigethuk (v23).
Karena label permanen dari v23 adalah
位 (v1, v23)
= 79128, jarak rute terpendek dari v1
ke v23 di graf bobot G adalah 79128 meter. Untuk menentukan rute terpendek dari
Pantai Sadeng
(v1) ke Air Terjun Srigethuk (v23) dengan melalui beberapa tempat
wisata lain di Kabupaten Gunungkidul dapat dilakukan dengan metode telusur balik, yaitu dari (v23) ke (v1).
|
位 (v1, v23)
= 79128 = 78310 + 818 = 位 (v1, v25)
+ W
(v25 v23)
位 (v1, v25) = 78310 = 55433 + 22877 = 位 (v1,
v26) +
W (v26 v25)
位 (v1, v26) = 55433 = 39855 + 15578 = 位 (v1, v19)
+ W (v19 v26)
位 (v1, v19) = 39855 = 0
+ 39855 = 位 (v1) + W
(v1
v19)
Jadi,
位 (v1,
v23) = W (v1 v19) + W (v19 v26)
+ W (v26 v25)
+ W (v25 v23)
|
|
Sehingga diperoleh sebuah rute terpendek dari
Pantai Sadeng (v1) ke tempat wisata terjauh yaitu Air Terjun Srigethuk (v23) di
graf bobot G denganrute v1,
v19, v26, v25, v23 dan jarak 79128 meter. Jadi dari Pantai
Sadeng menuju Air Terjun
Srigethuk dapat melalui beberapa tempat wisata lain diantaranya Desa Wisata Umbulrejo (v19), Goa Pindul (v26),
Goa Rancang Kencono (v26).
|
Dengan merubah titik awal dengan titik yang berbeda
dan melakukan algoritma Dijkstra pada titik-titik yang lain, didapat rute
terpendek tiap tiap objek wisata.
Program Simulasi
Desain
tampilan dibuat untuk memudahkan programmer dalam menterjemahkan ke dalam
bentuk bahasa pemrograman. Desain tampilan juga digunakan sebagai bahan acuan
ketika membuat tampilan program simulasi algoritma Dijkstra dalam
menangani masalah pencarian rute terpendek pada graf
terstruktur dengan baik. Desain tampilan
program dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Desain
tampilan simulasi.
setiap titik pada work area.
Selanjutnya adalah memberi nama titik tersebut dan memberi bobot pada rute
antara titik yang satu dengan yang lainnya.
Data graf yang telah diinput
pada form graf selanjutnya diproses untuk mendapatkan matriks jarak dari graf tersebut. Bobot jarak diproses
lebih lanjut dengan tool analisis Dijkstra. Tool analisis Dijkstra
dilengkapi source code yang
menjadikan tool ini dapat
menentukan rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra. Source code dari algoritma dijkstra dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 4.
Simulasi pencarian rute terpendek
|
Proses input graf
dilakukan dengan cara menggambar titik dan rute yang menghubungkan
|
Gambar 5. Source code algoritma Dijkstra
PENUTUP
Algoritma Dijkstra dapat digunakan
dalam pencarian rute terpendek tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul,
dengan (vi,vj)
adalah
jarak terpendek
dari vi ke vj. Contoh, Rute
terpendek
dari Pantai Sadeng (v1) menuju titik terjauh
dari Pantai Sadeng, yaitu Air Terjun Srigethuk (v23) adalah sebagai berikut.
位 (v1, v23)
= 79128 = 78310 + 818 = 位 (v1, v25)
+ W (v25 v23)
位 (v1, v25) = 78310 = 55433 + 22877 = 位 (v1,
v26) + W (v26 v25)
位 (v1, v26) = 55433 = 39855 + 15578 = 位 (v1,
v19) + W (v19
v26)
位 (v1, v19)
= 39855 = 0 + 39855 = (v1) + W
(v1 v19)
Diperoleh,
位 (v1,
v23) = W (v1 v19) + W (v19 v26)
+ W
(v26 v25) + W (v25
v23)
|
Jadi, jarak rute terpendek dari titik V (Pantai Sadeng)
ke titik V23 (Air Terjun Srigethuk) adalah 79128 meter.Dengan sebuah rute terpendeknya adalah melalui titik-titik v1 (Pantai Sadeng), v19
(Desa Wisata Umbulrejo), v26 (Goa
Pindul), v25 (Goa Rancang Kencono), v23 (Air Terjun Srigethuk).
Simulasi algoritma Dijkstra untuk
menangani masalah pencarian rute terpendek tempat wisata
di Kabupaten Gunungkidul
yang
dibangun menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic telah selesai dirancang dan direalisasikan.Simulasitersebut mampu
menemukan rute terpendek dan jarak minimum dari titik awal
ke titik tujuan pada graf yang direpresentasikan ke dalam program simulasi.
Metode dalam mencari rute terpendek pada
simulasi ini baru menggunakan satu
algoritma, selanjutnya dapat ditambah algoritma lain untuk
mengetahui perbedaan jarak dan rute yang dihasilkan oleh masing-masing
algoritma. Visual Basic memiliki batasan integer 32767, karena itu simulasi ini
juga memiliki batasan integer 32767 sehingga diperlukan adanya program yang
diharapkan mampu melebihi batasan integer tersebut.Simulasi yang dibangunmasih berbentuk manual dan dijalankan secara offline,sehingga diperlukan adanya penelitian lain yang diharapkan mampu membangun
simulasi secara online.
DAFTAR
PUSTAKA
Budayasa, I K. 2007. Teori Graph dan Aplikasinya.
Surabaya:
Unesa University Press.
Dewi, L.J.E. 2010. Pencarian Rute Terpendek Tempat
Wisata di Bali dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra.Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (ISSN: 1907-5022).
Diana, O.P. dkk. 2011. Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra
dan Astar (A*) pada SIG Berbasis Web untuk Pemetaan Pariwisata Kota Sawahlunto.TRANSMISI, Vol. 13, No. 1(ISSN: 1411-0814). Tersedia di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/tr
ansmisi.
Dimyati, T.T. & Dimyati, A. 1999. Operations Research
Model-Model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hillier S.F dan Lieberman J.G. 1990. Pengantar Riset
Operasi.Jakarta: Erlangga.
Kartika, G.Y & Jeffrey, T.
2002.Perencanaan Rute Perjalanan di Jawa Timur dengan Dukungan GIS Menggunakan
Metode Dijkstra’s.Jurnal
Informatika, Vol. 3, No. 2,
Nopember
2002, 68-73.
Mulyono, S. 2004. Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Pradana, B. 2006. Studi dan Implementasi Persoalan Lintasan Terpendek Suatu Graf
dengan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman- ford. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Rahadian, F. 2011. Sistem Pengelolaan Database Siswa
Menggunakan Pemrograman Visual Studio.net.Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi I/2011.
Ricky, D.A. dkk .2013. Pembuatan Aplikasi Prakiraan Cuaca
Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic.Jurnal MIPA UNSRAT Online 2 (2) 128-132. Tersedia di http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
muo.
Setyadi,
A.H. 2011. Dasar Pemrograman Visual Basic.Portal
Edukasi Indonesia Open